• Aug 05, 2023
• Kasih Taqiya Ahasani
• BERITA

Plelen, Batang (27/07/2023). Penumpukan sampah selalu menjadi permasalah dalam masyarakat, termasuk Desa Plelen. Dengan tidak adanya TPS di Desa Plelen, menjadikan membakar sampah sebagai solusi yang dilakukan oleh warga. Tentunya hal ini dapat berdampak terhadap lingkungan. Dari kebiasaan tersebut, dapat kami asumsikan bahwa warga belum melek akan solusi lain dalam mengelola sampah. Maka dari itu, kami Tim II KKN Universitas Diponegoro mencoba memberikan salah satu solusi yang dapat dilakukan warga dalam mengelola sampah dan mengurangi timbulan sampah dengan sosialisasi terkait mendaur ulang sampah organik rumah tangga menjadi Eco-Enzym. 

Eco-Enzym sendiri merupakan larutan serbaguna hasil fermentasi dari sampah atau limbah organik seperti kulit buah, gula merah atau molase, dan air dengan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok jamur dan bakteri selama 3 bulan. Eco-Enzym sendiri dapat digunakan sebagai campuran saat mencuci baju, mengepel lantai, hingga menjadi pupuk. 

Berikut cara membuat Eco-Enzym :

1. Cuci bersih sisa sayuran atau kulit buah 

2. Tiriskan sebentar, kemudian potong potong

3. Siapkan larutan gula merah/aren 

4. Masukkan larutan gula merah/aren, dan sisa sayuran atau kulit buah 

5. Sisakan ruang kosong untuk udara di wadah

6. Fermentasi selama 90 hari dalam keadaan tertutup rapat. Selama bulan pertama, setiap hari kita harus melepaskan gas yang dihasilkan dengan membuka tutup wadah (sehari sekali)

7. Setelah 90 hari (3 bulan), saring dan cairan siap digunakan.

Sosialisasi ini dilakukan pada 27 Juli 2023 di Balai Desa Plelen yang dihadiri oleh ibu PKK Desa Plelen. Kegiatan ini dilakukan dengan pengenalan terkait Eco-Enzym, tutorial pembuatan Eco-Enzym, tanya jawab, dan ditutup dengan pemberian sampel Eco-Enzym yang sudah siap pakai. Peserta kegiatan juga diberikan brosur yang berisi resep dan cara pembuatan dari Eco-Enzym.